.post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

Saturday 16 January 2016

Perayaan Imlek 2016 bersama SMB Wihara Amitabha Batam

Persiapan Tampil untuk menghibur  teman-teman lain di Imlek ini

Pesan Dhamma oleh Ketua Yayasan Wihara Amitabha Batam, Bpk. Kho Jongtjiu








Ketua Yayasan bagi angpao




Foto Bersama 



GO GREEN 2015 - 2016 WIHARA AMITABHA BATAM

KEGIATAN GO GREEN WIHARA AMITABHA BATAM

Agenda rutin Wihara Amitabha Batam yang telah dilakukan ini selama 2 tahun ini adalah kegiatan Go Green dengan Tamasya sambil Menanam Pohon dan Eksplorasi Hutan.

Di acara ini kita diajarkan untuk dapat menghargai kalau pohon itu sangat penting buat kelangsungan hidup. Nah, berikut ini adalah 5 manfaat dari menanam pohon.
1.            Meneduhkan lingkungan             
Dengan menanam pohon, udara sekitar bakal terasa sejuk. Sebagaimana yang kita tahu, setiap satu pohon itu dapat menghasilkan 1,2 kg oksigen. Sementara manusia bisa menghabiskan 0,5 kg oksigen per hari. Jadi ketika kita menanam satu pohon, berarti memberikan kehidupan bagi 2 orang. Nah, apakah menanam pohon itu berkah atau bukan?.
2.            Pohon bisa menghemat AC
Kalau sekitar tempat tinggal kita banyak pohon, tentunya udara yang ada di sekitar bakal sejuk dan teduh. Kalau sedang bersantai di rumah, kita bisa buka jendela tanpa perlu nyalain AC segala.
3.            Menyembuhkan sakit
Kenapa di rumah sakit juga banyak ditanam pepohonan? Hal ini karena fakta membuktikan kalau sebanyak 8 % dari pasien itu bisa cepat sembuh kalau memandang pepohonan dibanding memandangi dinding rumah sakit.
4.            Mencegah global warming
Pohon yang menghasilkan oksigen ini bisa menghirup CO2 yang merupakan penyebab utama dari global warming. Menanam banyak pohon, gas CO2 itu bisa berubah menjadi oksigen. Kalau jumlah pohon yang ditanam semakin banyak, semakin banyak pula kadar oksigen yang dihasilkan.
5.            Meningkatkan air tanah
Kalau kamu menanam pohon, di musim semi, kita tidak perlu khawatir bakalan merasa kekeringan. Pasalnya, pohon-pohon berdaun mirip jarum mampu meningkatkan air tanah sebanyak 60 %, sedangkan pohon yang berdaun lebar akan mengikat air tanah hingga 80 %. Maka dari itu, semakin banyak pohon, semakin baik juga kualitas iar tanah pada daerah tersebut.



Foto Bersama dengan YM. Bhante Thira Sobhano sebelum menuju area menanam pohon

Add caption

Satu Pohon Dua Napas

Ketua Yayasan Wihara Amitabha Batam, Bpk. Kho Jongtjiu sedang menanam pohon


Demonstrasi Pemadaman Kebakaran












Monday 11 January 2016

Baksos ke Panti Jompo Buddhayana

 Bakti Sosial dan Kunjungan ke Panti Jompo Buddhayana dalam rangka memperingati Hari Metta Tahun 2016










Friday 1 January 2016

Mengenal Lebih Dekat Wihara Amitabha Batam


Mengenal Lebih Dekat Wihara Amitabha Batam

Sejak akhir tahun 1998, berawal dari niat untuk melanjutkan kegiatan ibadah di sebuah tempat ibadah kecil yang akan didisfungsikan, maka muncullah niat dan tekad yang kuat dari segenap pendiri untuk mempertahankan aktivitas tempat ibadah tersebut.

Berkat perlindungan para Buddha, para Bodhisatva dan para makhluk suci, akhirnya cetiya kecil tersebut berhasil dipertahankan. Pada tahun 1999, Cetiya kecil ini diganti dengan nama Cetiya Amitabha. Pada tahun itu pula, terbentuklah segenap Kepengurusan Yayasan Amitabha Batam dengan Ketua Yayasan pertama terpilihlah Romo Heriyanto. Kegiatan purna pugar terus berlanjut hingga cetiya kecil yang awalnya hanya 1 lantai, berhasil diperluas menjadi 2 lantai.

Pada purnama Sidhi di bulan Waisaka pada tahun 2544 Buddhis Era, tepatnya tanggal 18 Mei 2000, Cetiya Amitabha dibawah doa restu dari Sangha Agung Indonesia, telah diresmikan oleh Bapak Suratmono, S.Ag yang disaksikan oleh YM. Bhikkhu Nyanakaruno.

Pada tahun 2003, Cetiya Amitabha berhasil membentuk kepengurusan kepemudaan, yang diberi nama Generasi Muda Mudi Buddhis Cetya Amitabha (GMBCA) Batam. Selangkah demi selangkah, Cetiya Amitabha melangkah untuk menjadi lebih baik dalam melayani masyarakat khususnya umat Buddha. Dipenghujung tahun 2003, sesuai kesepakatan bersama, Cetiya Amitabha diubah dengan nama Wihara Amitabha Batam yang tidak asing lagi didengar oleh kita sekarang ini.

Pada tahun 2004, Romo Heriyanto yang telah selesai menyelesaikan masa bhakti di Kepengurusan Yayasan Periode Pertama, maka tongkat estafet kepemimpinan ini dilanjutkan oleh Romo JongTjiu sebagai Ketua Yayasan Wihara Amitabha Batam. Romo Jongtjiu dalam dukungan segenap kepengurusannya dan umat Buddha, telah menjadi ketua Yayasan selama dua periode dari tahun 2004 hingga sekarang.

Berbagai program telah dilakukan oleh Wihara Amitabha, seperti Puja Bhakti Umum, Puja Bhakti Ce-it – Capgo, Sekolah Minggu Buddhis (Anak-anak, Remaja dan Pemuda-pemudi), Pernikahan Buddhis & Pemberkahan, pelepasan satwa (fangsen), kegiatan charity, seperti baktisosial, kunjungan ke panti asuhan, bersih-bersih di rumah para jompo, dan lainnya.

Wihara Amitabha juga aktif melayani doa pelimpahan jasa untuk umat Buddha yang meninggal dunia. Aktivitas CieYuen dilakukan sebagai bentuk menjalin jodoh karma baik dengan orang yang telah meninggal dan juga dengan sanak keluarga. Pelayanan kepada keluarga yang sedang berdukacita dengan tulus dan tanpa pamrih membawa wihara Amitabha menjadi salah satu wihara yang baik dikenal dengan dedikasi tak ternilai dan tulus di masyarakat Kota Batam.

Wihara yang awalnya hanya 1 gedung, sekarang berhasil membangun lagi satu gedung serbaguna 3 lantai yang dijadikan ebagai diperuntukkan kegiatan pendidikan Buddhis dan Sekolah Minggu Buddhis.

Ungkapan terima kasih kami haturkan kepada seluruh umat Buddha yang telah mendukung Wihara Amitabha. Semoga Wihara Amitabha dapat terus berjuang sesuai dengan tekad mulia, mengembangkan Buddha Sasana dan membawa perubahan dan kemajuan batin bagi tiap individu. Semoga pengabdian ini terus berkibar dan Buddha Dhamma terus Berjaya.